cse

Loading

Kamis, 13 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN




Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujansalju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.


Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit
paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta
jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi
trademark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung
ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lamaObat-obatan belum bisa mengobati
kanker ganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada
skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada
organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian
buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.


Sereal kering Diperkaya dengan Iron elektrolit atau Fumarate Ferrous Apakah Sama Efektif

Dry Cereals Fortified with Electrolytic Iron or Ferrous Fumarate Are Equally Effective in
Ekhard E. Ziegler,4* Samuel J. Fomon,4,7 Steven E. Nelson,4 Janice M. Jeter,4 and Richard C. Theuer5,6
Abstract
Precooked, instant (dry) infant cereals in the US are fortified with electrolytic iron, a source of low reactivity and suspected
low bioavailability. Iron from ferrous fumarate is presumed to be more available. In this study, we compared a dry infant
rice cereal (Cereal L) fortified with electrolytic iron (54.5 mg iron/100 g cereal) to a similar cereal (Cereal M) fortified with
ferrous fumarate (52.2 mg Fe/100 g) for efficacy in maintaining iron status and preventing iron deficiency (ID) in breast-fed
infants. Ascorbic acid was included in both cereals. In this prospective, randomized double-blind trial, exclusively breastfed
infants were enrolled at 1 mo and iron status was determined periodically. At 4 mo, 3 infants had ID anemia and were
excluded. Ninety-five infants were randomized at 4 mo, and 69 (36 Cereal L, 33 Cereal M) completed the intervention at
9 mo. From 4 to 9 mo, they consumed daily one of the study cereals. With each cereal, 2 infants had mild ID, a prevalence
of 4.2%, but no infant developed ID anemia. There were no differences in iron status between study groups. Iron intake
from the study cereals was (mean 6 SD) 1.21 6 0.31 mg×kg21×d21 from Cereal L and 1.07 6 0.40 mg×kg21×d21 from
Cereal M. Eleven infants had low birth iron endowment (plasma ferritin , 55 mg/L at 2 mo) and 54% of these infants had
ID with or without anemia by 4 mo. We conclude that electrolytic iron and ferrous fumarate were equally efficacious as
fortificants of this infant cereal. J. Nutr. doi: 10.3945/jn.110.127266.
Abstrak


Dimasak, instan (kering) sereal bayi di AS yang diperkaya dengan zat besi elektrolit, sumber reaktivitasrendah dan diduga
bioavailabilitas rendah. Besi dari fumarat besi dianggap lebih tersedia. Dalam studi ini, kami membandingkan bayi kering
sereal beras (Cereal L) diperkaya dengan elektrolit besi (54,5 mg iron/100 g sereal) ke sereal serupa (Sereal M) diperkaya dengan
fumarat besi (52,2 mg Fe/100 g) untuk keberhasilan dalam mempertahankan status zat besi dan mencegah defisiensi besi (ID) di ASI
bayi. Asam askorbat termasuk dalam kedua sereal. Dalam prospektif, uji coba secara acak ini double-blind, ASI eksklusif
bayi yang terdaftar pada 1 mo dan status besi ditentukan secara berkala. Pada 4 bulan, 3 bayi mengalami anemia ID dan
dikecualikan. Sembilan puluh lima bayi diacak pada 4 mo, dan 69 (36 Cereal L, 33 Cereal M) menyelesaikan intervensi pada
9 mo. 4 sampai 9 mo, mereka dikonsumsi sehari-hari salah satu sereal studi. Dengan setiap sereal, 2 bayi memiliki ID ringan, prevalensi yang
dari 4,2%, tetapi tidak ada bayi anemia ID dikembangkan. Tidak ada perbedaan status zat besi antara kelompok belajar. Asupan zat besi
dari sereal penelitian adalah (rata-rata 6 SD) 1.21 6 0.31 mg × kg21 × D21 dari Cereal L dan 1,07 mg × 6 0,40 kg21 × D21 dari
Sereal M. Sebelas bayi lahir rendah besi endowment (plasma feritin, 55 mg / L pada 2 bulan) memiliki dan 54% dari bayi ini memiliki
ID dengan atau tanpa anemia dengan 4 mo. Kami menyimpulkan bahwa besi elektrolit dan fumarat besi sama-sama berkhasiat sebagai
fortificants ini sereal bayi. J. Nutr. doi: 10.3945/jn.110.127266.

with infants and toddlers have sufficient, predictable, and reliable food supply. Kerawanan Pangan Pekerjaan melalui Depresi, Parenting, dan Bayi Feeding untuk Mempengaruhi Kegemukan dan Kesehatan di Toddlers1, 2

Food Insecurity Works through Depression, Parenting, and Infant Feeding to Influence Overweight and Health in Toddlers1,2

    Jacinta Bronte-Tinkew3,*,
    Martha Zaslow3,
    Randolph Capps4,
    Allison Horowitz3, and
    Michelle McNamara3

Abstract

We used the Early Childhood Longitudinal Study-Birth Cohort 9- and 24-mo surveys (n = 8693) and Structural Equation Modeling to examine direct and indirect associations between food insecurity and toddlers' overweight (weight for length), physical health, and length for age. There were significant effects of food insecurity on parental depression and parental depression in turn influenced physical health. There were also significant effects of food insecurity on parenting practices, which in turn were significantly associated with infant feeding and subsequently toddlers' overweight. There were no significant direct or indirect associations between food insecurity and toddlers' length for age. Our results show that food insecurity influences parenting, including both depression and parenting practices. Findings suggest parental depression is a stressor on parenting behavior that social policy should address to alleviate problematic child health outcomes. Findings underscore the importance of continuing and strengthening policy initiatives to ensure that families


Abstrak

Kami menggunakan Anak Usia Dini Longitudinal Study-Birth Cohort 9 - dan survei 24-mo (n = 8693) dan Structural Equation Modeling untuk menguji asosiasi langsung dan tidak langsung antara rawan pangan dan kelebihan berat badan balita '(berat badan untuk panjang), kesehatan fisik, dan panjang untuk usia. Ada efek signifikan kerawanan pangan pada depresi orangtua dan depresi orangtua pada gilirannya mempengaruhi kesehatan fisik. Ada juga efek signifikan kerawanan pangan pada praktik pengasuhan, yang pada gilirannya secara signifikan terkait dengan pemberian makan bayi dan kemudian kelebihan berat badan balita '. Tidak ada hubungan langsung atau tidak langsung yang signifikan antara rawan pangan dan panjang balita untuk usia. Hasil kami menunjukkan bahwa kerawanan pangan mempengaruhi orangtua, termasuk depresi dan praktik pengasuhan. Temuan menunjukkan depresi orangtua merupakan stressor pada perilaku orangtua bahwa kebijakan sosial harus mengatasi untuk meringankan bermasalah hasil kesehatan anak. Temuan menggarisbawahi pentingnya melanjutkan dan memperkuat inisiatif kebijakan untuk memastikan bahwa keluarga dengan bayi dan balita memiliki cukup, diprediksi, dan dapat diandalkan pasokan makanan.

Rabu, 12 Juni 2013

Rumah Tangga Insufficiency Makanan Apakah Terkait dengan Kesehatan Miskin




Household Food Insufficiency Is Associated with Poorer Health
  1. Nicholas T. Vozoris
  2. Valerie S. Tarasuk
Abstract

The purposes of this study were to estimate the prevalence of household food insufficiency in Canada, to identify sociodemographic characteristics of households most likely to report food insufficiency and to examine the relationship between food insufficiency and physical, mental and social health. These objectives were achieved through an analysis of data from the 1996/1997 National Population Health Survey. An estimated 4% of Canadians, 1.1 million people, were found to be living in food-insufficient households. Single-parent families, households reporting their major source of income as welfare, unemployment insurance or workers’ compensation, those who did not own their own homes and households in Western Canada were more likely to report food insufficiency. The likelihood of reporting food insufficiency increased dramatically as income adequacy deteriorated. Individuals from food-insufficient households had significantly higher odds of reporting poor/fair health, of having poor functional health, restricted activity and multiple chronic conditions, of suffering from major depression and distress, and of having poor social support. Individuals in food-insufficient households were also more likely to report heart disease, diabetes, high blood pressure and food allergies. Men in food-insufficient households were less likely to be overweight; after adjusting for potentially confounding variables, no other associations were found between food insufficiency and body mass index. These findings suggest that food insufficiency is one dimension of a more pervasive vulnerability to a range of physical, mental and social health problems among households struggling with economic constraints.
Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan prevalensi kekurangan pangan rumah tangga di Kanada, untuk mengidentifikasi karakteristik sosiodemografi rumah tangga yang paling mungkin untuk melaporkan kekurangan makanan dan untuk menguji hubungan antara kekurangan makanan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. Tujuan-tujuan ini dicapai melalui analisis data dari Survei Kesehatan Penduduk Nasional 1996/1997. Diperkirakan 4% dari Kanada, 1,1 juta orang, yang ditemukan tinggal di rumah tangga makanan cukup. Keluarga orang tua tunggal, rumah tangga melaporkan sumber utama pendapatan mereka sebagai kesejahteraan, asuransi pengangguran atau kompensasi pekerja, mereka yang tidak memiliki rumah dan rumah tangga mereka sendiri di Kanada Barat lebih mungkin untuk melaporkan kekurangan pangan. Kemungkinan melaporkan kekurangan pangan meningkat secara dramatis karena kecukupan pendapatan memburuk. Individu dari rumah tangga makanan tidak cukup memiliki kemungkinan jauh lebih tinggi dari laporan kesehatan yang buruk / adil, memiliki kesehatan fungsional yang buruk, aktivitas dibatasi dan beberapa kondisi kronis, menderita depresi berat dan kesusahan, dan memiliki dukungan sosial yang buruk. Individu dalam rumah tangga makanan cukup juga lebih mungkin untuk melaporkan penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan alergi makanan. Pria di rumah tangga makanan cukup kurang mungkin kelebihan berat badan, setelah disesuaikan untuk variabel pembaur, tidak ada hubungan yang ditemukan antara lain kekurangan pangan dan indeks massa tubuh. Temuan ini menunjukkan bahwa kekurangan pangan merupakan salah satu dimensi dari kerentanan lebih luas terhadap berbagai masalah kesehatan fisik, mental dan sosial di antara rumah tangga berjuang dengan keterbatasan ekonomi.